Thursday, January 7, 2010

Maafin Gw Sobat!

Capung-capung berterbangan di atas padang rumput nan luas. Ku lihat alang- alang berbaris dan melambai-lambai seperti ingin memanggilku. Angin bertiup sepoi menyapa wajahku, disiang itu hanya angin sepoi yang menyapaku dan hanya alang-alang yang melambaikan tangannya padaku. Aku kebingungan, aku tak tahu dimana aku berada sekarang. Aku sendirian di tengah padang rumput nan luas itu. “Dimana aku?” tanyaku kepada rumput nan bergoyang, dan aku bertanya kepada langit biru, tetapi ia hanya diam dan membisu membiarkan awan putih menutupi wajahnya.
Kulihat disekelilingku, hanya ada rumput dan alang-alang yang mengelilingiku. Tidak! aku melihat sesosok perempuan yang berjalan mendekatiku. Aku mengenalnya, dari aroma parfum paris yang selalu dipakainya. ”Andien...” panggilku. Dia hanya tersenyum menatapku. Dia pun semakin mendekatiku dan tinggal bebeapa langkah dariku. Dia hanya tersenyum dan terus tersenyum, senyuman manisnya itu tidak lepas dari wajah indo cina nya. Matanya sipit, kulitnya putih dan senyum khasnya yang tak dapat dilupakan.
Aku pun mendekat ke arahnya, ketika aku mulai melangkah dia pun mundur.. Aku melangkah lagi dia pun beranjak mundur kembali. Lalu, dia menghilang seketika itu juga tanpa aku ketahui kemana dia pergi. “Kring...” suara jam weker ku membahana, aku terbangun dari tidurku ketika jam weker ku telah mengiang-ngiang di telingaku. “Ternyata hanya mimpi” gumam ku. Tetapi, walaupun hanya mimpi ini sangat membuat aku menjadi kebingungan apa maksud semua itu. Aku pun melupakan mimpiku yang tadi dan langsung mencuci muka dan mengambil wudhu’ untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di mesjid Darul Hikmah yang terletak tidak jauh dari rumahku. Mesjid ini satu-satunya mesjid yang ada di lokasi tempat tinggalku yaitu di kampung Sungai Balai. Setelah selesai sholat subuh berjama’ah, aku pergi maraton sejenak untuk menyegarkan tubuhku. Di minggu pagi ini cukup banyak masyarakat tempat tinggal ku yang pergi maraton ria.
Namaku Aditya Abadi, ibuku biasanya memanggilku Abdi. Tapi aku lebih suka di panggil Adit, walaupun demekian aku menerima dipanggil apa saja, tetapi asalkan dengan panggilan yang enak didengar oleh telingaku. Umurku sekarang 14 tahun. Sifat ku cukup simpel yaitu suka jahilin orang lain. Aku sekarang bersekolah di SMP N 1 Kinali, yang sekarang baru naik ke kelas 3 (IX). Lumayan pinter di sekolah, dengan peringkat juara umum.
Di liburan semester genap ini aku tidak melakukan apa-apa kecuali membantu orangtua ku di rumah dan bermaraton di pagi hari untuk menyegarkan jasmaniku. Tak terasa 2 minggu pun berlalu, dan hari minggu ini adalah akhir dari libur semester genapku. Besok adalah hari pertama aku mencicipi kelas 3 (IX) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP ternama di daerah ku yakni SMP N 1 Kinali. Malam pun telah datang. Setelah mandi, sholat maghrib, dan makan malam aku mempersiapkan semua keperluan yang aku perlukan untuk hari pertama aku duduk di kelas 3 SMP. Mimpi yang semalam pun kembali teringat oleh ku, “apa maksudnya ya?” pikir ku di dalam hati. Sejenak aku berpikir tentang mimpiku yang semalam. Tak terasa sayup-sayup mataku mulai tertutup dan bersiap menanti hari esok yang cerah.
“Wuaaah...” aku menguap sambil meregangkan otot-otot ku yang tegang, sambil bersenam sedikit di atas tempat tidurku. Aku mulai beranjak dari tempat tidur ku dan membersihkannya. Aku pun jadi teringat lagu yang sering dinyanyikan oleh Tiara, adek ku yang masih duduk di jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak(TK). ”Bangun pagi ku terus mandi.................................membersihkan tempat tidurku”. Setelah membersihkan tempat tidurku aku pun beranjak untuk mengambil handuk dan perlengkapan mandi ku. Setelah mandi kukenakan seragam kebanggaan ku yang bertuliskan di pundak kanan bajuku SMP N 1 Kinali. Kulirik Jam tanganku yang berada dilengan kiriku, ternyata sudah menunjukkan pukul 06:55 WIB, jam tangan ini adalah kado ulang tahunku yang diberikan oleh Sherli pacar pertamaku. Tetapi, sekarang dia sudah pindah keluar negeri karena dia mendapatkan beasiswa belajar di luar negeri, dan oleh karena itu hubungan kami terhenti sampai disitu.
Setelah selesai sarapan pagi aku langsung memakai sepatu butut ku yang setia menemaniku semenjak kelas VII (7) SMP. Sebelum pergi sekolah aku tak lupa berpamitan dengan orangtua ku dan tak lupa juga meminta uang jajan.
Ku langkahkan kakiku dan ku song-song lembaran hidupku yang baru dengan senyum yang merona di wajahku. Karena sekolah ku berjarak tak jauh dari rumah ku, aku hanya mengandalkan kakiku untuk pergi sekolah. Dengan langkah kaki yang ringan, ku sambut hari ini dengan riang hati. “SELAMAT DATANG Di SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KINALI” begitulah kata-kata yang tertera di gerbang sekolah ku. Aku melangkah memasuki pekarangan sekolah, kulihat pak Anshar yang bertugas sebagai satpam di sekolah ku sedang duduk santai di pos nya sambil memegang kumisnya yang panjang bak kumis pak Raden. ”Pagi Pak” sapa ku. Pak Anshar menoleh kepada ku dan mebjawab salamku dengan anggukan. Pak Anshar memang seperti itu, beliau tidak terlalu dekat dengan siswa. Untung saja aku datang jam 07:08 WIB, kalau saja aku datang lewat dari jam 07:15 WIB habislah riwayatku oleh “pak Raden”. Aku tertawa sendiri ketika teringat dengan temanku yang bernama Jhoni yang terlambat 3 menit dan di hukum oleh pak Anshar membersihkan WC yang mana bau nya minta ampun. Setelah disuruh membersihkan WC, dia disuruh oleh Pak Anshar hormat kepada bendera merah putih di tengah terik panas matahari. Coba bayangin deh gimana rasanya?.
Banyak sekali kulihat wajah-wajah baru di sekolah ku yang mengisi sebagai siswa baru di sekolah ku. “Teet......” bel sekolah berbunyi dengan nyaring, bunyi itu menghilangkan lamunan ku kepada wajah baru junior-junior ku. Lalu aku langsung memasuki kelas baru ku yakni kelas III 1 , aku langsung memilih tempat dudukku. Aku lebih suka duduk di depan meja guru karena lebih mudahnya otak ku menangkap pelajaran yang diberkan oleh bapak atau ibu guru apabila aku duduk dekat dengan meja guru. Tapi , ternyata bangku itu telah di isi oleh wajah yang tak kukenal. Semua siswa yang ada di sekolah ini tidak ada yang tidak ku kenal, tapi tidak dengan yang satu ini. “Mungkin anak baru” pikir ku. Lalu aku mengambil tempat duduk yang masih kosong tepat di sebelah “Anak Baru” tersebut yakni di sudut kiri depan.
Pelajaran pertamaku pada hari senin ini adalah pelajaran matematika. Bu Jhen memasuki kelas ku, ternyata guru matematikaku di kelas 3 (IX) masih sama dengan guru matematika ku di kelas 2 (VIII). “Pagi anak-anak, apa kabar?” sapa bu Jhen. ”Pagi Buk...” jawab kami serempak. “Gimana liburannya asyik nggak?, sekarang kita kedatangan teman baru anak-anak. Pindahan dari SMP 8 Bandar Lampung, bukan begitu Febrio?. Febrio silakan perkenalkan biodata dirimu sebelum kita mulai pelajaran”. “Baik Bu” jawabnya. Dia pun beranjak maju kedapan kelas dan memperkenalkan biodata dirinya. Dilihat dari pakaiannya yang neci “Asaalamu’alaikum warahmatullah hi wabarokatu. Pagi tema-teman. Nama saya Febrio Saputra, teman-teman bisa memanggil saya Febri, Putra, atau Ios. Tetapi teman-teman saya di Bandar Lampung sering memanggil saya Ios. Saya lahir pada tanggal 21 Februari 1992. Jadi sekarang umur saya 14 tahun. Saya pindahan dari SMP 8 Bandar Lampung. Saya pindah ke Sumatera Barat khusus nya disini (Pasaman Barat), karena saya mengikuti orang tua saya yang dipindah tugaskan kerjanya kesini (Pasaman Barat). Bapak saya bekerja sebagai karyawan salah satu pabrik kelapa sawit yang ada di Pasaman Barat. Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Sekarang saya tinggal di Simpang Panco, jalan lintas Simpang IV - Padang. Mungkin hanya itu, kalau ada yang ingin di tanyakan lagi silakan hubungi saya. Oh ya lupa, nomor HP saya 081363366927, terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullah hi wabarokatu”. Dia pun langsung duduk setelah memperkenalkan dirinya. “Anak-anak, ibu ditunjuk oleh bapak kepala sekolah sebagai wali kelas di kelas ini yakni kelas III 1 . Sekarang kita akan mengadakan pemilihan ketua kelas yang akan memimpin kelas kita selama 1 tahun kedepan, siapa yang berminat dan yang sudah pernah menjadi ketua kelas atau yang sudah berpengalaman silakan angkat tangan”.
Aku pun mengangkat tangan ku karena aku sudah pernah menjadi ketua kelas pada waktu aku duduk dikelas 1, dan kelas 2 SMP. Ternyata hanya aku sendiri yang mengangkat tangan. “Apakah hanya Abdi yang mengangkat tangan?” tanya Bu Jhen. “Karena tidak ada yang mengangkat tangan selain Abdi, maka kita tetapkan Abdi sebagai ketua kelas kita. Selamat ya Abdi kamu terpilih sebagai ketua kelas. Tapi kamu harus menjaga kepercayaan teman-teman kamu”. “Baik Bu, saya akan menjaga amanah ini”. “Teet...” bel betanda pelajaran berakhir pun berbunyi. Naluri jahil ku memanggilku untuk berbuat jahil. Walaupun sudah menjadi ketua kelas sifat jahil ku tidak bisa hilang. Akhirnya si “Anak Baru” lah yang menjadi korban jahilku. Aku memanggil teman akrab yang bernama Herizen yang akrab di panggil Jack. Kami sering ngejahilin teman-teman yang lain, walupun kami suka ngejahilin teman-teman, kami adalah penjahil yang bertanggung jawab, dan jahil yang kami lakukan tidak terlalu berbahaya. “Hai Jack, ngejahil lagi yuk!”. “Mo ngejahilin siapa?”. “Gimana kalo kita ngejahilin anak baru?”. “Oke dechSip dech, tapi udah ada persiapan belon?”. “Udah, loe tenang aja gua udah nyiapin semua nya. Loe tinggal suruh dia ketempat “Rumah Tua” di sudut kampung. Trus kita kerjain dia, Oke!”. “Oke Boss” sambil melayangkan tangannya ke pelipis matanya seperti seorang seorang sersan bersiap menjalankan tugas dan memberi penghormatan kepada sang jenderal. Lalu Jack pun mengambil HP nya dan meng-SMS Ios si “Anak Baru” itu.
SMS pertama pun di layangkan
Jack :Hai Ios, pa k br? gw ng2anggu Loe ng2ak? Nech gw Cindy tmn s class Loe. Loe poenya wakt ng2ak, gw bth bntuan Loe nech. Loe bs nggak bntuin gw. Dtng gi k rmh gw, gw bth bgt bntuan Loe. Skalian bw bk MTK ya. Gw prnh dgr klo Loe itu prnh ikut Olim. MTK tkt Provinsi. Gw bnr2 ng2ak ngert pljrn am bu Jhen td.
HP Ios pun berbunyi. Dia pun melihat HPnya dan membaca SMS yang masuk. Awalnya dia ragu akan membalas SMS yang masuk karena dia belum kenalan dengan siswa-siswi di sekolahnya. Tetapi karena dia ingin punya teman. SMS pun dibalas oleh nya.
Ios :Hai jg, kbr gw baek2 aj. Cindy? Yg mn y? Gw ng2ak ingt Loe tuch. Gw bs aj bntuin Loe tp gw kan ng2ak tau rmh Loe d mn?. Trus Loe jgn trll muji gw donk. Gw ng2ak pintr2 amt tuch
Jack :Yang ddk diblkg Loe itu, Loe msh ingt ng2k?. Alamt rmh gw di kmpoenk Soengai Balai yang d dpn rmh nya ada phn beringin, n rmh gw tu rumah brgaya rmh belanda ato blh d sbt rmh “Loji”. Rmh gw satu-satunya rmh “Loji”d kampoenk gw. Atau Loe bs tnyain aj ama masy sektr pst mrk mau ngasih tau ke Loe d mn rmh gw.
Ios :Ng2ak tau dech. Tadi kan d schul gw d panggl ma KepSek. Mana sempat gw ngelihat wjah Loe. Yang gw knl cm KetLas kt doank. Oke dech, gw k rmh Loe, tp jam brp gw bs dtg?
Jack :Gmn klo ntar mlm aja kr2 jam stenk 8. Oke gw toenggoe Loe d rmh gw. Thank’s yaw, Bye..
Ios :Tonggoe gw yaw...
SMS pun berakhir.
“Pinter juga loe ngibul coy, belajar ngibul dimane?”celutuk aku ke Jack yang tadi berpura-pura bernama Cindy dan sekelas sama Ios. Orang yang namanya Cindy tu nggak ada sekolah ku, cuma Candy, kendi, dan cendol yang ada di warungnya Bu Joko. ”Ya iyalah gw geto, muridnya Romy Rafael ahli ngibulin orang” jawabnya dengan bangga sambil membusungkan dadanya.
Malamnya.
Setelah mandi, makan malam, dan nggak tau udah sholat maghrib apa belon, Ios pun mengambil kunci motornya dan pamit kepada ibundanya. Dia pun menjalankan motornya kepada jalan yang tertera di HP nya. Setelah sampai di rumah yang di maksud. Dia ragu akan rumah tersebut, rumah itu seperti bangunan tua yang sudah reot, tak terawat, dan kelihatan angker dari luar. “Bener nih ini rumahnya?” dia bertanya kepada dirinya sendiri. Dia pun mencoba menghubungi nomor Cindy tetapi HPnya Cindy ternyata tidak aktif. “Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau sedang berada di luar jangkauan“. Hal Ini disengajakan supaya rencana kami berjalan dengan lancar. Akhirnya Ios bertanya kepada tukang ojek yang mangkal di pangkalannya yang terletak tidak jauh dari rumah tersebut. “Maaf Pak, numpang nanya, saya mau kerumah yang ada pohon beringinnya dan rumahnya bergaya Belanda. “Yang mana ya Pak?”. “O... yang itu dek (sambil menunjuk kearah rumah yang tadi dilihat oleh Ios), emangnya adek mau ngapain kesana?“. “Saya mau kerumah teman saya, Pak. Terima kasih ya Pak atas bantuannya”. Ios pun berjalan memasuki rumah itu.
“Semua peralatan udah gw siapin tinggal pelaksanaan. Loe dah siap Jack?”. “Gw siap setiap saat coy. By the way tuh dia tuh dah dateng!”. “Jack, tutup pintunye kalau die udah masuk, Oke. Cepetan ambil posisi Loe!”. Jack pun berjalan menuju pintu. Semua ruangan sangatlah gelap karena tidak ada satupun penerangan dirumah karena rumah ini tidak berpenghuni lagi. Ios pun berjalan masuk dengan agak sedikit takut. “Kraak...” bunyi derit pintu yang rapuh dibuka oleh Ios. Setelah masuk beberapa langkah. “Trang!” pintu tertutup dengan kerasnya Ios melihat kebelakang tapi tidak ada apa-apa. Jack pun berhasil menjalankan tugasnya. “Kini gliranku!” ucapku membatin. “Hi...hi...hi...” aku menakut-nakuti Ios. Kakinya menggigil ketakutan. Akhirnya aku keluar dari ruang tamu rumah tersebut dengan kain putih yang menutupiku yang membentuk tubuhku seperti pocong. “Pocong...” Ios pun lari ketakuatan dan keluar dari rumah tersebut dengan teriakan dan langsung cabut membawa motornya. Tawa pun tak tertahan aku dan Jack tertawa sepuasnya, kejadian sebentar ini. ”Rencana kita berhasil Dit”. “Hi...hI...hi...”. “Udah Dit jangan becanda lagi, dia udah pergi tuch!”. “Becanda apaan Jack? Gw nggak ngapa-ngapain suer dah”. “Kalau bukan Loe, trus yang tadi bersuara siapa?”. “A...ku” sebuah suara yang berasal dari belakang kami. Ternyata sesosok perempuan yang bergaun putih, tetapi wajahnya polos atau tidak berwajah. Sungguh wajah yang menyeramkan dan di tambah lagi dia melayang! “Hantu...” aku dan Jack berteriak secara serentak dan lari terbirit-birit keluar dari rumah tersebut. Tukang ojek yang masih ada di pangkalannya kebingungan melihat tingkah polah kami yang lari terbirit-birit.
Esoknya di sekolah pad a saat jam istirahat.
Aku dan Jack pun menemui Ios. Dan minta maaf karena telah mngerjai dia. “Sorry ya, yang kemaren tu kami yang ngerjain loe. Loe nggak apa-apa kan?, sekalian penyambutan anak baru” aku meminta maaf kepadanya. “Iya Ios, tapi gara-gara kami ngerjain loe kami kena batunya. Kami dikejar hantu beneran”. “Parah kalian nih bikin gw jantungan aja tapi nggak apa-apa kok karena niat kalian buat nyambut gw, gw terima kok”. “Tapi, kalian kapok juga kan kena batunya mangkanya jangan suka ngerjain orang lain” Sambung Jhoni yang tiba-tiba saja muncul dari belakang. “By the way, loe belon kenal kami kan?. Kenalin gw Adit”. “Gw Jack”. “and gw Jhoni. He..he..”. “Trus sekarang kita ngapain?” tanya Ios. “Gimana kalo kita kewarung bu Joko, Miso nya enak lo” usul Jhoni. “Eloe, pikiran nya makan terus gimana nggak buncit loe” tambah aku. “Gw setuju kok ama Jhoni, karena gw anak baru gw traktir loe pada, gimana setuju nggak?”. “Mantep tuh” jawab Jack. “Gw setuju” sambung Jhoni. “Oke dech gw juga setuju. Let’s go to warung bu Joko” ajak aku. Setelah dua bulan rasanya kami berteman akrab tapi ada yang aneh kulihat pada diri Ios. Dia selalu ngelamun. Suatu hari aku melihat dia melamun, tpi sepertinya bukan melamun spertinya dia memperhatikan seseorang. “O.. jadi ini yang selalu loe lamunin. Namanya Andien, dia kelas III 3. Loe suka ya ama dia. Kayaknya setiap hari loe perhatiin dia”. Dia pun terkejut ketika mengtahui aku berada di sampingnya. “Nggak kok, tapi...”. “Tapi apa?” tanyaku. “Bener kok gw suka ama dia, karena gw lihat dia baek, lembut, cantik, sopan, ramah dan tamah. Tapi, gw nggak sanggup ngungkapinnya”. “Loe jangan kayak banci gitu dong. Loe ungkapin aja ama dia, Loe tunjukin bahwa Loe bener-bener pria sejati”. “Gw takut, gimana kalo gw ditolak?”. “Loe ingat kata-kata gw ya. Cinta itu harus diungkapin nggak boleh disimpan-simpan, walaupun ditolak biarkan saja, asalkan rasa yang loe pendam udah loe ungkapin dan hati loe jadi lega. Gw caw dulu ya mau ke kantin, laper neh”. Aku pun beranjak pergi ke kantin.
Aku mempunyai niat untuk nyomblangin Andien dan Ios. Aku pun sering dekat dengan Andien dan ngobrol untuk bisa nyomblangin dia ama Ios. Tetapi, pandangan Ios lain, dia mengira aku mencoba mengambil Andien darinya. “Loe gimana sich Dit, loe ngedukung gw buat ngungkapin rasa cinta gw ke Andien, tapi loe nyerobot aja dan ngambil Andien dari gw. Loe emang pager makan tanaman, Dit”. “Bukannya gitu Ios, gw cuman mau nyomblangin loe ama Andien bukannya ngambil Andien dari loe. Loe jangan salah paham gitu dong!”. “Gw udah lihat dengan mata kepala gw sendiri loe sering dekat ama dia dan ngobrol-ngobrol ama dia, itu sudah cukup bukti buat gw!”. “Itu semua gw lakuin buat nyomblain loe ama dia”. “Gw nggak percaya!” Ios pun meninggalkan aku sendirian di dalam kelas. “Teet...” bel masuk pun berbunyi pelajaran pun dilanjutkan. Pelajaran yang aku pelajari tidak seutuhnya bisa otakku menerimanya. Pelajaran pun berakhir. Semua siswa berjalan pulang ke rumah masing-masing. Aku berlari mengejar Ios yang lebih dahulu ninggalin kelas. “Ios tunggu gw!” pinta ku kepada Ios. Akhirnya aku bisa mengejarnya. “Ios biar gw jelasin ke Loe hal yang sebenarnya terjadi. Loe salah paham ke gw, gw nggak mungkin ngambil Andien dari loe. And gw yakin Andien nggak bakalan suka ama gw” ujarku meyakinkan nya. “Loe suka ama dia kan?” tanya Ios kepadaku. Aku memang suka sama Andien tapi aku menghiraukan perasaan tersebut. Tidk aku besar-besarkan dan tidak pula aku nampakkan. “Emang sich gw suka ama dia, tapi mana mungkin dia suka ama gw” jawabku myakinkan Ios. “Benerkan firasat gw loe juga suka ama dia, dan kepastian Andien suka ama loe ato nggak nya ken belim tentu kalau belum ditanyain. Itu Andien tuh (sambil menunjuk Andien yang berjalan ke arah gerbang), gimana kalo loe tany ama dia dengan jujur apakah dia suka ama loe apa nggak. Disana lah kepastian akan terungkap. Tapi, loe jagan bawa nama gw ya!”. “Oke dech, gw akan tanyain”. Aku berlari mengejar Andien dan diikuti oleh Ios yang berlari kecil dibelakangku. “Andien, tunggu!” pintaku. “Aku mau ngomong sama kamu, bentar aja”. “Mau ngomong apa Dit?” tanya Andien. Sambil melihat Ios yang berada tak jauh dariku, aku melanjutkan perkataanku. “Gini Dien, kamu suka nggak ama aku?”. “Kok nanyanya gitu?”. “Ya, aku pengen kepastian aja”. “Sebelum aku jawab pertanyaan kamu, aku mau nanya kamu terlebih dahulu. Kamu suka nggak ama aku?”. “Ng...ng...a..a..aku”. “Aku apaan jawab dong!”. “A...a..aku emang suka ama kamu!” kata-kata itu keluar dengan deras dari mulutku. Kulihat wajah Andien merah padam mendengar perkataan ku. “Sekarang aku akan jawab pertanyaan kamu. Sipa sih yang nggak suka sama kamu, mungkin hanya orang-orang bodoh. Semua perempuan di sekolah kita pasti suka ama kamu. Jadi...”. “Jadi apa?” aku memaksanya. “Jadi, aku juga suka sama kamu!”. Lalu dia pergi meninggalkan aku. Lalu Ios pun beranjak pergi melewati aku dan berkata “Udah tau kepastiannya kan!”.
Malam pun datang. HPkuberbunyi nyaring mendendangkan lagu Bertahan dari Rama Band, ini bertanda bahwa ada SMS yang masuk. “Nomer siapa neh?” aku bertanya kepada diriku sendiri. Aku pun baca isi dari SMS tersebut.
081266594003:Hi Dit, Pa kbr km mlm ini? Mksd km nany kyk geto ma aku apaan sich? Aku jadi bingung!
“Pasti Andien” batinku. Aku dah janji ama Ios nggak akan bawa-bawa nama dia ke Andien. Aku pun menjawab seadanya
Adit :Hi jg, ne Andien ya? Maksud aku tu cm mau mstiin km suka nggak ama aku.
Andien :Jd, cm itu doank. Trus kalo aku suka gmn?
Adit :Kalo kam suka sama aku jadi kita..
Aku tak tau apa yang harus aku sampaikan, tombol pengiriman pesan pun tertekan oleh ku.
Andien :Jadi ap??
Jadi kita “jadian” mksd km?
Adit :Eeng,, gmana y??
Adit :Jjr dit, slama ne ak mang ska ma km,,
Tpi, kyaknya km g’ prnh ingin tw prasaanku ma km,,
Adit :Mav dieN,,
Setidkny aku tau skrang,, then, would you be mine,,..??.
Andien :Of course dear,, Oke deh “cynk”, met bobk y, aku dah ngantuk nih.
Aku kembali teringat mimpiku yang dahulu. “Mungkinkah ini maksud dari mimpiku itu?” batinku. Aku pun membalas SMS nya kembali.
Adit :Dah “cynk”, met bobk jg y, mimpiin aku..^^
Hatiku bercampur aduk antara senang mendapat pacar baru, dan takut kehilangan sahabat sejatiku.
Esoknya.
Hari ini Ios tidak datang ke sekolah, dan tanpa keterangan. Tidak biasanya Ios berbuat seperti ini dia kan anak yang rajin dan pintar dahulunya. Aku merasa Bersalah kepada dia, mungkin karena aku dia tidak mau pergi ke sekolah.
Hari-hari pun berlanjut, sudah tiga hari aku tidak melihat batang hidung Ios. “Kemana dia?” tanyaku membatin. Ini adalah hari keempat dia tidak datang ke sekolah. Hari ini dia datang kesekolah. Tetapi, tidak dengan baju seragam, dan dia datang bersama orang tuanya. Mereka menuju ruang kepala sekolah. Aku menunggu Ios di luar kantor kepala sekolah. Setelah keluar dari kantor kepala sekolah aku menanyakan ada apa gerangan kenapa selama tiga hari ini tidak datang ke sekolah. “Gw mau pindah sekolah, Dit”. “Loe pindah sekolah karna marah sama gw”. “Nggak kok, Dit. Gw tau loe udah jadian ama Andien, Andien yang bilang waktu gw SMS dia, kemaren. Gw terima kok kalau loe jadian ama Andien dan gw tau cinta itu tak mesti bersama,dan tak perlu dipaksa. S’lamat ya, semoga hubungan loe ama Andien aman-aman aja. Gw pindah nih karna bokap gw pindah kerja. Jadi gw ikut bokap gw pindah. Walaupun pindahnya masih di Kabupaten Pasaman Barat.Tetatapi jarak tempat gw pindah lumayan jauh dari sini”. “Jadi loe pindah bukan karna gw”. “Ya, bukan karna loe. Gw pergi ya. Kirim salam ama teman-teman laen, khususnya buat pacar loe, Andien”. Ios pun pergi menyusul orangtua nya dan menaiki mobil Kijang super milik bapaknya. Kini Ios telah pergi, aku sangat merasa bersalah kepadanya. “Maafin gw sobat tlah membuat hati loe terluka”.
Kisahku kini berlanjut. Hari-hariku berlanjut dengan adaya Andien disisiku. “S’kali lagi selamat jalan sobat s’moga loe sukses dikemudian hari. Dan semoga persahabatan kita kan tetap abadi”.

For my best friend : Febrio Saputra

No comments:

Post a Comment